Manusia dan Tanggung Jawab
PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang sengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab adalah sifat
terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga
tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan
semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan
selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa
melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung
jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu
berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan
yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita,
hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju
hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah petunjuk pada hati (nurani)mu."
MAKNA TANGGUNG JAWAB
Seseorang mau bertanggung jawab
karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan
akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena
manusia hidup bermasyaarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak
boleh berbuat emaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya.
Manusia mwnciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia
dan antara manusia dan lingkungan.
JENIS-JENIS TANGGUNG JAWAB
a) Tanggung jawab terhadap diri
sendiri, yaitu menuntut kesadaran setiap
orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian
sebagai manusia pribadi.
b) Tanggung jawab terhadap
keluarga, yaitu tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya terhadap nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,dan kehidupan.
c) Tanggung jawab terhadap
masyarakat, yaitu manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai
dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
d) Tanggung jawab kepada Bangsa /
Negara, yaitu suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah
warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.
Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri, dan apabila perbuatan itu salah,
maka harus bertanggung jawab kepada negara.
e) Tanggung jawab terhadap Tuhan,
yaitu Tuhan menciptakan manusia dibumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,
melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung
terhadap Tuhan, sehingga tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman
Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.
CONTOH PADA TIAP-TIAP JENIS
TANGGUNG JAWAB
a) Rudi membaca sambil berjalan.
Meskipun kadang-kadang ia melihat jalan, tetap juga ia lengah, dan terperosok
ke sebuah lobang. Kakinya terkilir, dan menyesali dirinya sendiri akan kejadian
itu. Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tingggal dirumah
beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
b) Seorang ibu telah dikaruniai
tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia, karena ia
tidak mempunyai pekerjaan / tidak bekerja pada waktu suaminya masih hidup maka
demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri. Ditinjau dari
segi moral hal ini tidak bisa diterima karena melacurkan diri termasuk tindakan
terkutuk, tetapi dari segi tanggung jawab ia termasuk orang yang dipuji, karena
demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban menjadi manusia
yang hina dan dikutuk.
c) Hanafi terlalu congkak dan
sombong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak
memakai pakaian itu, bahkan penutup kepala yang dikeramatkan pun semula
ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau
memakainya juga. Didalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan dibatalkan,
karena timbul perselisihan antara pihak kaum perempuan dengan pihak kaum
laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih
sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian secara zaman dahulu,
disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai secara itu,
sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan pendek. Setelah tikbul
pertengkaran di dalam keluarga pihaknya sendiri akhirnya diterimalah, bahwa ia
memakai smoking, yaitu jas hita, celana hitam, dengan berompi dan berdasi
putih. Dengan waktu henda menutup kepalanya, sudah berselisih pula. Dengan
kekerasan ia menolak pakaian dester suluk, yaitu pakaian orang Minangkabau.
Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia jangan menolak tanda
keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan sudah
selesai, bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap
menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup kepala, karena lebih gila
pula dari pada anak komidi, bila memakai dester saluk dengan baju smoking dan
dasi. Setelah ibunya sendiri hilang sabarnya dan memukul-mukul dada dimuka anak
yang "terpelajar" itu, barulah hanafi menurut kehendak orang banyak,
sambil mengeluh dan teringat akan badannya yang sudah "tergadai".
Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala itu, karena sekalian pengantar dan
pasumandan (pengiring bangsa perempuan) sudah berkata bahwa mereka tak sudi
mengiringkan "mempelai didong". Akhirnya Hanafi tunduk pula dengan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Meskipun harus bersitegang dahulu.
Sebagai pertanggung jawaban kecongkakan dan kesombongan itu, Hanafi harus
menerima rasa antipai dari masyrakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap
adat itu (dikutip dari : Salah Asuhan)
d) Dalam novel jalan tak ada
ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal sebagai guru yang baik,
terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan
guru isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau
perbuatan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan
pengadilan.
e) Seorang biarawati dengan
ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntu tanggung jawabnya terhadap
Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar
ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya.
Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat
manusia pada umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya
juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.
PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
PENGERTIAN PENGABDIAN
Perbuatan baik yang berupa
pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih
sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
MACAM-MACAM PENGABDIAN
a. Pengabdian terhadap Tuhan Yang
Maha Esa yaitu penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan merupakan
perwujudan tanggung jawab yang diikuti oleh pengorbanan. Misalnya :
shalat,zakat,puasa.
b. Pengabdian kepada Masyarakat,
karena manusia hidup dan dibesarkan di dalam masyarakat sehingga pengabdian dan
pengorbanan sebagai perwujudan tanggung jawab terhadap masyarakat.
c. Pengabdian kepada Raja, yaitu
suatu penyerahan diri kepada raja yang melindunginya.
d. Pengabdian Kepada Negara,
pengabdian yang timbul karena seseorang merasa ikut bertanggung jawab terhadap
kelestarian negara dan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
e. Pengabdian kepada harta,
karena seseorang menganggap harta yang menghidupinya. Sehinggga tindakannya
semata-mata demi harta, bahkan rela berkorban untuk mempertahankan hartanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar